Bentrok! Petani Singkong dan Mahasiswa Tuntut Keadilan Harga

Kericuhan yang terjadi
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Bandar Lampung, Lampung – Kericuhan pecah ketika massa yang memadati Jalan Wolter Monginsidi dihadang kawat berduri yang dipasang oleh petugas sebagai pengaman. 

Polisi Ringkus Dua Komplotan Curanmor di Bandar Lampung, Satu Pelaku Ternyata Mahasiswa

 

Merasa dihalangi, para demonstran merusak barikade tersebut dan memaksa masuk ke dalam kompleks kantor gubernur. 

Kematian Mahasiswa Unila Pratama Wijaya: Polda Lampung Naikkan Status Kasus ke Penyidikan

 

Adu dorong tak terhindarkan antara massa aksi dan pasukan Dalmas yang berjaga ketat.

Tiga Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Raih Medali di Kejuaraan Pencak Silat IPSI Lampung Open 2 2025

 

Situasi semakin panas ketika sejumlah demonstran melemparkan batu ke arah petugas. Pihak kepolisian membalas dengan menyemprotkan water cannon untuk membubarkan kerumunan.

 

Kericuhan baru mereda setelah Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, keluar menemui massa. Dalam dialog terbuka, Rahmat mengakui bahwa harga singkong saat ini memang berada pada titik rendah dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

 

“Kami di pemerintah provinsi telah berupaya mendorong agar harga dinaikkan, namun keputusan tetap ada di tangan pemerintah pusat,” ujar Rahmat kepada para demonstran.

 

Gubernur juga meminta para petani untuk bersabar dan memberi waktu kepada Pemprov Lampung agar dapat memperjuangkan nasib mereka secara maksimal.

 

Aksi ini merupakan bentuk kegelisahan petani singkong, yang selama ini menggantungkan hidup pada komoditas tersebut. Harga jual yang tak sebanding dengan biaya produksi membuat mereka tercekik secara ekonomi.

 

“Kami hanya ingin harga layak. Jangan perusahaan seenaknya menentukan harga. Kami butuh kepastian untuk bisa hidup,” teriak salah satu orator aksi.

 

Hingga sore hari, massa mulai membubarkan diri secara tertib setelah menyampaikan tuntutan dan mendapatkan respons langsung dari kepala daerah. (*)