Rekayasa Cuaca jadi 'Senjata' Atasi Banjir di Lampung

PJ Gubernur Lampung, Samsudin
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Dalam menghadapi banjir yang melanda di Provinsi Lampung, Penjabat Gubernur, Samsudin menyebutkan, rekayasa cuaca menjadi solusi inovatif yang kini dipersiapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Brimob Lampung Bahu-Membahu dengan Warga Bersihkan Rumah dan Sekolah Terdampak Banjir

 

Hal tersebut disampaikannya saat meninjau warga terdampak banjir di wilayah Kelurahan Pesawahan, Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung pada Senin, 20 Januari 2025. 

Banjir Bandang di Bandar Lampung, 14.160 Rumah Terdampak

 

Samsudin, menegaskan bahwa modifikasi cuaca adalah langkah darurat untuk mengatasi tingginya intensitas hujan yang memicu banjir.

Pasangan Gubernur Lampung Terpilih Mirza-Jihan Tinjau Lokasi Banjir di Bandar Lampung

 

"Hari ini, saya akan langsung menandatangani persetujuan agar BNPB dapat segera melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Kami ingin memastikan curah hujan tidak lagi memperburuk situasi di daerah terdampak banjir," ujar Samsudin. 

 

BNPB dan Operasi Pengendalian Cuaca

 

Sementara itu, Deputi Penanganan Darurat Bencana BNPB, Mayjen TNI Lukmansyah, menjelaskan bahwa modifikasi cuaca ini dilakukan dengan harapan mengendalikan curah hujan yang dapat memperburuk kondisi banjir. Operasi ini mencakup "penjebakan hujan" di kawasan laut atau wilayah lain yang tidak berisiko banjir.

 

"Kami akan melihat prediksi cuaca dan mengarahkan hujan turun di laut. Dengan ini, curah hujan yang mengarah ke darat bisa dikurangi secara signifikan," kata Lukmansyah.

 

Modifikasi cuaca atau weather modification technology (WMT) dilakukan melalui penyemaian awan menggunakan bahan tertentu seperti garam. 

 

Teknik ini bertujuan untuk menginduksi hujan di wilayah tertentu, baik untuk mengurangi curah hujan di daerah kritis maupun meningkatkan hujan di area yang memerlukan air.

 

Banjir yang melanda Teluk Betung Selatan telah merendam puluhan rumah warga dan menyebabkan gangguan aktivitas. 

 

Pemerintah bersama BNPB juga terus berupaya dalam distribusi bantuan logistik, evakuasi warga, dan perbaikan infrastruktur darurat.

 

"Kehadiran BNPB di sini bukan hanya untuk modifikasi cuaca, tetapi juga memastikan penanganan darurat berjalan optimal. Kami mendampingi pemerintah daerah untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan bantuan secara cepat dan merata," tambah Lukmansyah.

 

Untuk diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung melaporkan bahwa sebanyak 14.160 rumah warga di Kota Bandar Lampung terdampak banjir yang terjadi pada Jumat (17/1/2025). 

 

Dari data yang diperoleh pada Minggu, 19 Januari 2025 tercatat, bencana ini memengaruhi 11.223 jiwa dari 518 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 16 kecamatan.

 

Kecamatan Paling Terdampak

 

Empat kecamatan tercatat mengalami dampak paling besar:

 

Bumi Waras: 2.989 rumah

Panjang: 2.880 rumah

Teluk Betung Selatan: 1.904 rumah

Teluk Betung Timur: 2.193 rumah. (*)