Unila Targetkan Hasil Investigasi Kematian Mahasiswa FEB Rampung Dua Pekan Lagi

Unila bentuk tim investigasi wafatnya mahasiswa FEB.
Unila bentuk tim investigasi wafatnya mahasiswa FEB.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, Lampung – Universitas Lampung (Unila) menyatakan bahwa hasil investigasi terkait kematian Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), akan diumumkan dalam waktu dua minggu ke depan.

 

"Kami pastikan bahwa dalam dua minggu ke depan proses investigasi ini akan menghasilkan temuan yang jelas," ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Prof. Sunyono, Rabu (4/6/2025).

 

Sejak kabar duka diterima, Unila telah mengambil tindakan cepat dengan membentuk Tim Investigasi Independen. 

 

Tim ini terdiri dari Unit Penunjang Akademik Bimbingan dan Konseling (UPA BK) Khusus Tim Layanan Kekerasan Perguruan Tinggi, Tim Psikolog Unit Penunjang Akademik Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA PKK), Tim Hukum Universitas, serta perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unila.

 

"Tim kami bekerja berdasarkan prinsip cepat, transparan, dan akuntabel, dengan pendekatan restoratif serta berfokus pada perlindungan hak-hak korban dan keluarganya," jelasnya.

 

Prof. Sunyono turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya Pratama, seraya menyebut peristiwa ini sebagai pukulan serius bagi dunia pendidikan, khususnya di lingkungan Unila.

 

"Kami merasa kehilangan, sebagaimana keluarga almarhum kehilangan anak tercinta," ucapnya.

 

Ia menegaskan bahwa jika ditemukan pelanggaran dalam kegiatan Pendidikan Dasar Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Diksar Mahepel) FEB, Unila akan menjatuhkan sanksi tegas serta mengambil langkah-langkah pemulihan dan pencegahan agar tragedi serupa tidak terulang.

 

"Kami tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan. Tidak akan ada yang ditutup-tutupi. Semua proses terbuka untuk audit publik. Keselamatan mahasiswa adalah prioritas kami," tegas Prof. Sunyono.

 

Unila juga mengimbau seluruh civitas akademika mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, hingga alumni untuk segera melaporkan jika terjadi kekerasan dalam kegiatan kampus, baik langsung ke pimpinan universitas maupun melalui platform resmi seperti lapor.go.id.

 

"Kami memohon dukungan dan doa dari seluruh pihak, termasuk media dan masyarakat umum. Proses ini akan kami jalankan secara profesional dan manusiawi. Hasilnya akan kami sampaikan secara terbuka," tandasnya.

 

Untuk diketahui, Pratama Wijaya Kusuma diduga mengalami kekerasan fisik saat mengikuti Diksar Mahepel FEB Unila yang berlangsung pada 14–17 November 2024 di kawasan Gunung Betung, Kabupaten Pesawaran. Ia meninggal dunia pada 28 April 2025.(*)