Melaju Tanpa Pedal, Anak-anak di Lampung Belajar Taklukan Tantangan dengan Balance Bike

Komunitas Balance Bike Lampung
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa

LampungKomunitas Balance Bike Lampung semakin menegaskan eksistensinya sebagai wadah bagi anak-anak untuk berkembang secara motorik dan mental. 

 

Sepeda tanpa pedal ini tidak hanya sekadar permainan, tetapi telah diakui oleh berbagai klinik tumbuh kembang anak sebagai alat yang efektif dalam mendukung perkembangan motorik, fokus, empati, dan semangat bersaing sejak dini.

 

Muhammad Irdantio Julystiawan, Ketua Komunitas Balance Bike Lampung, menjelaskan bahwa komunitas ini terbentuk pada Oktober 2018, ketika salah satu pengurus membeli sepeda untuk anaknya. 

 

Dari sana, ide untuk membentuk sebuah komunitas yang fokus pada olahraga balance bike di Lampung pun mulai tumbuh. 

 

“Saat itulah Balabila mulai mengembangkan sayapnya di bumi Ruwai Jurai,” jelasnya, Selasa (24/9/2024).

 

Komunitas ini memiliki visi untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia melalui olahraga sepeda tanpa pedal. 

 

Tidak hanya sekadar bermain, mereka juga berupaya memberikan sarana yang mendorong anak-anak mengembangkan diri dengan cara yang menyenangkan dan sehat. 

 

“Ini adalah pilihan aktivitas yang positif bagi anak-anak Indonesia agar tumbuh menjadi generasi yang sehat, aktif, dan berprestasi,” tambah Irdantio.

 

Program yang dijalankan komunitas ini cukup beragam. Setiap akhir pekan, mereka mengadakan sesi "main bareng" untuk mempererat hubungan antar anggota sekaligus melatih kemampuan motorik anak-anak. 

 

Sementara itu, kelas tambahan bagi para atlet balance bike diselenggarakan setiap Selasa hingga Jumat. 

 

Komunitas ini juga rutin mengadakan perlombaan balap setiap dua hingga tiga bulan sekali, memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berkompetisi dengan penuh semangat dalam suasana yang menyenangkan dan suportif.

 

Namun, melatih anak-anak balita tentu memiliki tantangan tersendiri. Irdantio menekankan pentingnya kesabaran dan proses dalam setiap latihan. 

 

“Tantangannya harus sabar dan berproses, karena melatih balita itu tidak mudah,” ungkapnya. 

 

Bahkan, seringkali para orang tua lebih tegang saat menyaksikan anak-anaknya berlomba, sementara si anak justru bersikap tenang dan menikmati perlombaan. 

 

“Kadang orang tuanya yang tantrum saat lomba, padahal anaknya tenang saja,” ujarnya sambil tertawa.

 

Dengan visi besar dan misi yang terus dijalankan, Balance Bike Lampung tidak hanya menjadi komunitas olahraga, tetapi juga platform untuk meningkatkan kapasitas anak-anak sejak usia dini. 

 

Komunitas ini terus bergerak maju dengan semangat empati dan dukungan penuh bagi para generasi penerus, menjadikan mereka anak-anak yang sehat, aktif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. (*)