Pistol Mainan di Ruang DPRD: Siswa SMAN di Bandar Lampung Bikin Heboh Media Sosial

Foto yang viral di media sosial
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Istimewa

Lampung – Sebuah foto yang memperlihatkan seorang siswa SMAN 9 Bandar Lampung memegang pistol mainan di dalam ruang sidang rapat DPRD Provinsi Lampung viral di media sosial pada Sabtu (9/11/2024). 

 

Foto tersebut menimbulkan kehebohan dan mendapat perhatian luas dari masyarakat.

 

Wakahumas SMAN 9 Bandar Lampung, Supeno

Wakahumas SMAN 9 Bandar Lampung, Supeno

Photo :
  • Foto Dokumentasi Riduan

 

Wakahumas SMAN 9 Bandar Lampung, Supeno, mengonfirmasi bahwa siswa yang terlihat dalam foto tersebut berinisial A, seorang siswa kelas XII 7. 

 

“Benar, itu siswa kami yang memegang pistol mainan di dalam gedung DPRD Lampung,” katanya saat diwawancarai di sekolah pada Senin (11/11/2024).

 

Supeno menjelaskan bahwa pistol yang digunakan oleh siswa tersebut bukan senjata api asli, melainkan senpi mainan yang bentuknya mirip dengan korek api. 

 

Meskipun demikian, aksi tersebut tetap menarik perhatian publik, mengingat lokasinya yang berada di ruang sidang DPRD Lampung.

 

Menurut Supeno, pihak sekolah tidak mengetahui sebelumnya bahwa para siswa tersebut akan melakukan sesi foto di gedung DPRD. 

 

"Kegiatan ini dilakukan tanpa sepengetahuan kami. Para siswa membuat keputusan ini secara mandiri," ungkapnya. 

 

Foto-foto itu diambil sebagai bagian dari pembuatan buku tahunan sekolah (BTS), yang bertujuan untuk menjadi kenang-kenangan setelah kelulusan.

 

Pihak sekolah juga menegaskan bahwa mereka tidak merekomendasikan dan tidak memfasilitasi kegiatan tersebut. 

 

"Semua ini merupakan inisiatif siswa, dan kami tidak tahu di mana foto-foto tersebut diambil," kata Supeno.

 

Ia juga menambahkan bahwa siswa yang terlibat tidak hadir di sekolah setelah kejadian tersebut. Namun, orang tua siswa sudah menghubungi pihak sekolah dan meminta maaf atas peristiwa tersebut. 

 

"Orang tua siswa yang mengunggah foto itu hingga viral di media sosial. Mereka sudah meminta maaf," ujar Supeno.

 

Untuk mencegah kejadian serupa, Supeno menyatakan bahwa pihak sekolah telah melaporkan peristiwa ini kepada kepala sekolah. 

 

"Tahun depan, kegiatan pembuatan buku tahunan akan kami evaluasi. Kami mempertimbangkan untuk menghentikan kegiatan ini agar kejadian seperti ini tidak terulang," tegasnya. (*)