Anak Penderita Talasemi Dilarang Makan Hati Sapi dan Ayam, Ini Alasannya

Ilustrasi Hati Sapi dan Ayam
Sumber :
  • iStockphoto

VIVA Lampung, Kesehatan – Dr. dr. Teny Tjitra Sari, Sp.A(K), MPH, seorang dokter spesialis anak dan konsultan hematologi-onkologi dari Kelompok Staf Medis Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, memperingatkan agar anak-anak yang menderita talasemia tidak diberikan makanan yang mengandung hati sapi dan ayam.

Polisi Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Punggur Lampung Tengah

"(Pilih) makanan yang zat besinya rendah, yaitu mungkin tidak daging berwarna merah, jeroan jangan. Yang sudah pasti jangan hati sapi, hati ayam karena zat besinya tinggi," kata Teny dalam sebuah acara daring, dikutip dari Antara (15/05/2023).

Teny mengatakan bahwa anak-anak penderita talasemia cenderung memiliki terlalu banyak zat besi dalam darah mereka sehingga perlu membatasi makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah, ikan, dan beberapa sayuran seperti bayam. Beberapa produk lain, seperti sereal dan jus jeruk, juga mungkin mengandung ekstra zat besi.

SIAR Giatkan Fogging Guna Mencegah Penyakit DBD di Bandar Lampung

Selain itu, pasien talasemia juga harus membatasi asupan makanan atau minuman yang mengandung vitamin C, karena vitamin C dapat menyerap zat besi ke dalam tubuh. Teny masih memperbolehkan pasien mengonsumsi jeruk, yang dikenal sebagai sumber vitamin C, namun hanya sebanyak satu buah saja.

"Ada minuman yang sampai 1000 mg, jangan, atau tablet yang 500 mg. Ada buah-buahan yang sudah dikeringkan seperti kismis, yang kandungan vitamin C-nya tinggi, juga tidak boleh. Jeruk boleh (mengandung vitamin C) tapi hanya 75 mg, paling hanya boleh satu buah," ujar Teny.

Satgasus Anti Kriminal Kembali Tangkap Dua Pelaku Pencuri Sapi

Sebaliknya, Teny menyarankan agar pasien talasemia memperbanyak asupan susu, karena susu mengandung kalsium yang dapat membantu menghambat penyerapan zat besi dan memberikan nutrisi pada tulang.

Talasemia adalah penyakit kelainan darah yang diwariskan dari orangtua ke anak melalui gen sehingga tubuh tidak dapat membuat cukup protein yang disebut hemoglobin.

Halaman Selanjutnya
img_title