Arinal Djunaidi: Kota Baru Bisa Jadi ‘BSD City’ Lampung dengan Dukungan Swasta

Arinal Djunaidi saat berjumpa awak media
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Debat perdana Pilkada Lampung 2024 yang berlangsung pada Minggu, 13 Oktober 2024, malam dengan tema Infrastruktur dan Perekonomian tidak menyinggung kelanjutan pembangunan Kota Baru di Jati Agung, Lampung Selatan. 

 

Padahal, proyek ambisius tersebut sejak lama digadang-gadang menjadi pusat pemerintahan dan permukiman berbasis lingkungan di Lampung.

 

Menanggapi hal tersebut, Calon Gubernur Lampung nomor urut 01, Arinal Djunaidi, angkat bicara. 

 

Ia menegaskan bahwa pengembangan Kota Baru masih menjadi prioritas, dan pihaknya berencana mengundang investor untuk mempercepat pembangunan. 

 

"Proyek ini diinisiasi pada masa kepemimpinan Gubernur Sjachroedin ZP, tetapi ada banyak hal yang harus diprioritaskan terlebih dahulu," jelas Arinal ketika ditemui di kediamannya pada Senin (14/10/2024).

 

Ia menjelaskan bahwa tantangan besar yang dihadapinya selama menjabat adalah menyelesaikan warisan utang pemerintah daerah. 

 

"Pada 2019, saya diwarisi utang yang harus diselesaikan, dan alhamdulillah, tahun 2022 utang tersebut telah lunas," ungkapnya. 

 

Namun, masalah tidak berhenti di situ. 

 

"Di tahun 2020, kita dihadapkan dengan pandemi Covid-19, jadi kita harus fokus pada penanganan krisis tersebut sebelum memikirkan pembangunan besar lainnya," lanjutnya.

 

Arinal juga menyatakan bahwa pembangunan Kota Baru tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) saja. Oleh karena itu, ia berharap bisa menarik investor untuk melanjutkan proyek yang selama ini tertunda. 

 

"Jalan menuju Kota Baru sudah kami bangun dan kondisinya sudah sangat bagus hingga ke kompleks pemerintahan. Namun, untuk pengembangan lebih lanjut, kita memerlukan investasi," tegasnya.

 

Arinal menambahkan, jika terpilih kembali sebagai Gubernur Lampung, ia akan mempercepat pengembangan kawasan tersebut dengan konsep ramah lingkungan dan permukiman modern. 

 

"Kita ingin menjadikan Kota Baru seperti BSD City atau Alam Sutera di Jakarta. Namun, untuk mencapai itu, kita butuh investasi yang besar karena APBD kita tidak cukup untuk menanggungnya sendiri," katanya.

 

Arinal pun optimistis, dengan meningkatnya investasi, pembangunan Kota Baru tidak hanya akan mendukung pertumbuhan infrastruktur, tetapi juga mendongkrak perekonomian daerah. 

 

"Jika investor masuk, itu akan membuka peluang besar bagi Lampung. Pembangunan Kota Baru akan lebih cepat selesai dan pada saat yang sama akan menambah pendapatan daerah," pungkasnya.

 

Meskipun Kota Baru tidak menjadi pokok pembahasan dalam debat perdana, proyek ini tetap menjadi sorotan penting bagi masa depan infrastruktur dan perekonomian Lampung. 

 

Masyarakat kini menantikan realisasi janji-janji tersebut, terutama dalam periode pemerintahan mendatang. (*)