Wali Murid SD Ibnu Rusyid Keluhkan Iuran Wisuda Tahfidz 617 Ribu yang Tak Transparan

- Istimewa
Lampung Utara, Lampung – Sejumlah wali murid SD Ibnurusyid Kotabumi mengeluhkan iuran sebesar Rp617.000 yang dibebankan kepada siswa kelas VI untuk kegiatan Wisuda Tahfidz. Mereka menilai nominal tersebut cukup tinggi dan tidak disertai penjelasan rinci mengenai penggunaan dana.
Keluhan ini mencuat menjelang pelaksanaan Wisuda Tahfidz yang dijadwalkan pada Sabtu, 14 Juni 2025. Para orang tua mempertanyakan transparansi pihak sekolah dalam mengelola dana tersebut.
"Saya kira terlalu besar untuk sebuah kegiatan wisuda, apalagi tidak ada rincian dana. Kami hanya diminta bayar, tanpa tahu uang itu untuk apa saja," ujar salah satu wali murid yang meminta namanya tidak dipublikasikan.
Beberapa wali murid lainnya mengaku belum pernah menerima penjelasan baik secara lisan maupun tertulis mengenai alokasi dana tersebut. Mereka menganggap bahwa wisuda bisa tetap berlangsung secara sederhana namun bermakna, tanpa membebani wali murid secara berlebihan.
Selain itu, muncul kekhawatiran bahwa siswa yang tidak membayar iuran tidak akan mendapatkan atribut wisuda seperti selendang, bahkan tidak diizinkan mengikuti prosesi wisuda.
"Kami mendukung kegiatan tahfidz dan wisuda. Tapi akan lebih baik jika pihak sekolah bersikap terbuka kepada orang tua," ungkap wali murid lainnya.
Menurut informasi yang dihimpun, kegiatan wisuda awalnya direncanakan berlangsung di Gedung Islamic Center Kotabumi. Namun, lokasi dipindahkan ke Lapangan Tenis Indoor Kotabumi karena tidak mendapat rekomendasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala SD Ibnurusyid, Sri Fuji, membenarkan adanya iuran sebesar Rp617.000 per siswa kelas VI. Ia menjelaskan bahwa angka tersebut merupakan hasil kesepakatan dalam rapat antara pihak sekolah dan wali murid.
"Iya, benar. Jumlah iuran itu berdasarkan hasil musyawarah bersama. Namun karena tidak ada rekomendasi dari Dinas Pendidikan untuk memakai Islamic Center, maka lokasi dipindahkan ke Lapangan Tenis Indoor," jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Terkait isu bahwa siswa yang tidak membayar tidak bisa mengikuti wisuda, Sri Fuji membantahnya.
"Itu tidak benar. Semua siswa tetap bisa ikut wisuda dan mendapatkan selendang, meskipun belum atau tidak membayar. Ada beberapa selendang yang memang masih dalam proses penjahitan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia merinci bahwa siswa kelas VI yang mengikuti wisuda berjumlah 108 orang dengan total iuran terkumpul Rp66.636.000. Sementara dari kelas V ke bawah, terdapat 88 siswa yang dikenai iuran sebesar Rp300.000 per anak, dengan total Rp26.400.000. Jumlah keseluruhan dana yang terkumpul dari seluruh peserta mencapai Rp93.036.000.
"Anggaran itu digunakan untuk sewa gedung, konsumsi, parkir, serta atribut seperti selendang. Tapi saya tidak bisa rinci semua satu per satu karena takut salah dalam menyebutkan," pungkasnya.
Meski telah memberikan penjelasan umum, para wali murid tetap berharap adanya transparansi yang lebih baik dari pihak sekolah dalam pengelolaan dana kegiatan serupa ke depannya.(*)l