Generasi Muda Lampung Bangkit Melawan Malaria
- Foto Dokumentasi Istimewa
Lampung – Masihkah kita menganggap malaria sebagai ancaman yang jauh dari kita? Bagi sebagian orang, mungkin tidak. Di Provinsi Lampung, penyakit menular ini masih menjadi masalah serius yang perlu penanganan lebih intensif.
Namun, sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila) berusaha menjawab tantangan ini dengan cara yang berbeda.
Mereka tidak hanya berhenti pada penelitian atau teori medis, tetapi melibatkan masyarakat langsung melalui inovasi yang bisa mengubah cara kita memandang pencegahan malaria.
Program ini disebut “BOM PASSION” (Bank for Malaria Eradication: Program Cerdas Berbasis 5 Tingkat Pencegahan), sebuah inisiatif yang mengajak semua orang untuk bergerak bersama dalam mengatasi masalah malaria.
Kelompok mahasiswa yang terdiri dari Angga Hendro Priyono, Muhammad Yogi Maryadi, Achmad Agus Purwanto, Rizky Arif Prasetyo, dan Isma Fadlilatus Sa’diyah, berkolaborasi untuk menyebarkan virus positif berupa edukasi tentang bahaya malaria dan langkah-langkah pencegahannya.
Yang membuat BOM PASSION begitu menarik adalah pendekatannya yang tidak biasa. Alih-alih hanya berbicara tentang obat-obatan atau larvasida, program ini mengedepankan partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan perilaku sehari-hari yang dapat mengurangi risiko penularan.
Mulai dari pelatihan bersih-bersih lingkungan hingga sesi berbagi tentang cara mendeteksi dini gejala malaria, semua dilakukan dengan semangat gotong royong.
"Tujuan kami bukan hanya mengedukasi, tapi melibatkan masyarakat dalam aksi nyata,” ujar Muhammad Yogi Maryadi, salah satu penggagas program ini.
Dengan prinsip-prinsip seperti Health Promotion dan Diagnosis Dini, program ini berfokus pada pemberdayaan warga untuk mencegah malaria dari hulu, bukan hanya mengobatinya setelah terinfeksi.
Respon masyarakat terhadap program ini sangat luar biasa. Warga tidak hanya menerima informasi, tetapi juga aktif dalam mempraktikkan langkah-langkah pencegahan.
Salah satu contoh konkret adalah pengurangan sampah yang menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Banyak warga yang sadar bahwa tindakan kecil seperti ini bisa berdampak besar bagi kesehatan mereka dan lingkungan sekitar.
“Jika masyarakat tidak terlibat langsung, program ini tidak akan bisa sukses. Kami ingin masyarakat memahami bahwa mereka punya kekuatan untuk mengubah situasi,” tambah Rizky Arif Prasetyo, salah satu anggota tim.
Keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan program tidak hanya menunjukkan semangat kolaboratif, tetapi juga menguatkan rasa tanggung jawab bersama untuk melawan malaria.
Dalam konteks ini, mahasiswa FK Unila berperan sebagai fasilitator yang menghubungkan pengetahuan ilmiah dengan tindakan nyata di lapangan.
"Ini bukan hanya tentang mengatasi malaria, ini tentang membangun budaya gotong royong dalam menjaga kesehatan bersama,” ungkap dr. Syah Wulan SRW, SKM, M.Kes, pembimbing program ini.
Melalui pendekatan yang lebih humanis dan berbasis pada kolaborasi antara generasi muda dan masyarakat, BOM PASSION memberikan contoh nyata tentang bagaimana inovasi dapat mengubah wajah pemberantasan penyakit.
Program ini juga sejalan dengan upaya global Indonesia untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) terkait pemberantasan penyakit menular.
Dengan adanya program ini, bukan tidak mungkin bahwa Lampung akan menjadi contoh sukses dalam pencegahan malaria melalui kesadaran dan tindakan kolektif dari seluruh lapisan masyarakat.
Sebuah langkah kecil yang dimulai dari generasi muda, namun dampaknya dapat menyelamatkan banyak nyawa dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat untuk masa depan. (*)