Eks Radikalis Ken Setiawan Bangun Kesadaran, DPRD Lampung Gelar Sosialisasi Pancasila

Ken Setiawan, seorang eks radikalis.
Sumber :
  • Istimewa

Bandar Lampung, Lampung – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Lampung menggelar sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP dan WK) di Kelurahan Sukajawa, Sabtu (26/10/2024). 

 

Kegiatan ini menghadirkan narasumber istimewa, Ken Setiawan, seorang mantan anggota kelompok radikal yang kini menjadi aktivis anti-radikalisme.   

 

Dalam paparannya, Ken dengan lugas menceritakan pengalamannya bergabung dengan kelompok radikal dan bagaimana ia akhirnya keluar dari lingkaran tersebut. 

 

"Saya dulu sangat yakin dengan apa yang saya yakini. Namun, seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa paham yang saya anut itu salah dan menyesatkan," paparnya.

 

Ken juga menjelaskan bahaya radikalisme yang dapat merusak kehidupan seseorang dan masyarakat.

 

"Radikalisme tidak hanya mengancam keamanan negara, tetapi juga merusak keharmonisan sosial," tegasnya.

 

Pesan penting yang disampaikan Ken adalah agar masyarakat lebih selektif dalam memilih guru agama.

 

"Jangan mudah terpengaruh oleh ajaran yang mengatasnamakan agama, tetapi justru menebarkan kebencian dan permusuhan," ujarnya.

 

Menurut Ken para korban gerakan radikal itu biasanya hancur ekomininya karena harus infak di kelompok, akan hancur akhlak dan akidahnya, biasanya mengkafirkan semua orang diluar kelompok, akan hancur masa depanya karena biasanya harus meninggalkan sekolah, perkerjaan dan keluarganya demi kelompoknya.

 

Definisi radikalisme adalah sebuah paham yang menginginkan suatu perubahan sosial, politik dengan cara yang keras dan drastis. 

 

Radikalisme tidak dimonopoli oleh satu agama tertentu. "Radikalisme akan berkembang disebuah negara yang mayoritas, kebetulan di Indonesia mayoritas agamanya Islam, jadi oknum pelaku intoleransi, radikalisme dan terorisme mayoritas ker KTP Islam," beber Ken.

 

Sejatinya, Ken bilang, radikalisme dan terorisme adalah musuh agama dan musuh negara, karena tidak ada agama satupun yang membenarkan radikalisme dan terorisme.

 

"Salah satu penyebab utama seseorang terpapar paham intoleransi radikalisme dan terorisme adalah belajar dengan guru yang salah, apalagi saat ini marak belajar agama lewat media sosial tanpa sumber yang memadai," ungkap Ken.

 

Ken mengaku dulu sangat anti terhadap Pancasila bahkan menyebutnya sebagai berhala karena belajar dengan guru yang salah, tapi saat ini sudah sadar dan justru mengkampanyekan Pancasila dimasyarakat sebagai kesepakatan bersama yang dapat mempersatukan masyarakat Indonesia yang berbeda beda. 

 

"Belajar agama harusnya dengan guru yang moderat agar kita semua dapat hidup rukun aman dan damai di masyarakat walaupun latar belakang kita berbeda beda," tutup Ken.

 

Diketahui, kegiatan sosialisasi ini dibuka oleh Kostiana, SE., MH yang merupakan Wakil Ketua DPRD Provinsi Lampung dan dihadiri pejabat DPRD Provinsi Lampung, TNI POLRI aparatur desa setempat.

 

DPRD Provinsi Lampung menghadirkan narasumber Herman Saleh dari Kesbangpol Provinsi Lampung dan Ken Setiawan, seorang eks radikalis yang sekarang mendirikan lembaga Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center atau pusat rehabilitasi korban gerakan radikal NII, saat ini Ken juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pemuda dan Pendidikan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung.(*)