Ratusan Warga Geruduk Kantor Kepala Desa, Diduga Kades Telah Lakukan Perbuatan Asusila

Aksi Warga terhadap kepala desa terkait dugaan perbuatan asusila.
Sumber :
  • Istimewa

Lampung Selatan, Lampung – Ratusan warga Desa Bangunan, Kecamatan Palas, Lampung Selatan, menggelar aksi protes besar-besaran di depan kantor desa setempat pada hari Jumat, 30 Agustus 2024. 

 

Aksi ini dipicu oleh dugaan perbuatan asusila yang dilakukan oleh Kepala Desa Bangunan, Isnaini (50), terhadap seorang pegawai kesehatan herbal bernama Bunga (30).

 

Warga membawa berbagai spanduk dengan tulisan-tulisan provokatif seperti, "Turunkan Kepala Desa Bangunan Isnaini Harga Mati", "Lengserkan Kades Cabul", dan "Turun Atau Diturunkan Paksa". 

 

Aksi unjuk rasa ini dikawal ketat oleh aparat TNI dan Polri untuk memastikan keamanan selama demonstrasi berlangsung.

 

Menurut Zulkifli Zen (50), salah satu tokoh masyarakat setempat, insiden tersebut terjadi saat Bunga sedang menjalani tugas praktek di kantor desa. Kejadian tak senonoh tersebut terjadi pada hari Jumat, saat sebagian besar warga sedang menjalankan ibadah sholat Jumat.

 

"Kami sangat marah dan kesal dengan perbuatan tidak terpuji dari oknum Kepala Desa terhadap salah satu warga kami. Ini sangat memalukan dan mencoreng nama baik desa kami," ujar Zulkifli Zen.

 

Warga menuntut agar Isnaini segera di proses hukum dan dipecat dari jabatannya sebagai kepala desa. Mereka juga menegaskan bahwa pihak kepolisian dan Forkopimcam harus segera menyelesaikan kasus ini. 

 

Meskipun laporan tentang dugaan perbuatan asusila ini sudah diajukan ke Polda Lampung, warga merasa proses hukum masih lambat dan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

 

"Kasus ini seharusnya sudah diambil tindakan tegas. Kami akan terus mengawasi dan jika tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan kembali menggelar demonstrasi yang lebih besar lagi," tambah Zulkifli.

 

Dengan aksi protes ini, masyarakat Desa Bangunan berharap agar pihak berwenang segera bertindak untuk memberikan keadilan dan mengembalikan kehormatan desa mereka.(*)