Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 Digelar Pakai Bahasa Lampung

Pawai di Perumahan Griya Abdi Negara Bandar Lampung
Sumber :
  • Foto Dokumentasi Riduan

Lampung – Dalam semarak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79, Perumahan Griya Abdi Negara, Sukabumi, Bandar Lampung menghadirkan sebuah upacara yang berbeda.

 

Dengan mengusung tema keberagaman budaya, upacara ini menggabungkan elemen-elemen tradisi Nusantara dan bahasa Lampung, menciptakan pengalaman yang unik dan berkesan bagi semua yang hadir.

 

Berlangsung sekitar pukul 09.30 WIB, upacara dimulai dengan seluruh peserta mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. 

 

Tidak hanya itu, bahasa Lampung juga digunakan sebagai bahasa utama dalam seluruh rangkaian acara, mulai dari pembukaan hingga sambutan. 

 

Hal ini menambah keunikan peringatan kemerdekaan, di mana pembina upacara disebut sebagai "penyimbang utama" dan komandan upacara disebut dengan sebutan "penyimbang upacara".

 

Suasana khidmat dan penuh semangat terlihat jelas saat detik-detik kemerdekaan diperingati. 

 

Penyimbang utama memimpin jalannya upacara dengan penuh wibawa. 

 

Sementara peserta dari berbagai kalangan usia turut serta dalam mengenakan pakaian adat yang beraneka ragam, memperlihatkan keberagaman yang menjadi identitas bangsa Indonesia.

 

Keunikan lain, yang menjadi sorotan adalah penggunaan bahasa Lampung dalam seluruh rangkaian upacara. 

 

Bahasa daerah yang kaya akan makna ini dipilih sebagai bahasa resmi upacara, memberikan nuansa yang berbeda dan menegaskan pentingnya melestarikan bahasa dan budaya lokal dalam perayaan nasional.

 

Mansi Tokoh adat Lampung saat diwawancarai menuturkan, upacara ini tidak hanya sekedar menjadi momen peringatan kemerdekaan, tetapi juga sebagai ajang untuk merayakan kekayaan budaya Indonesia. 

 

"Kita sebelumnya sudah musyawarah untuk melakukan upacara Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79. Kita pakai baju adat ini dan menggunakan bahasa Lampung karena mayoritas kita adalah Ulun (Orang) Lampung tapi kita juga tidak semuanya Lampung ada dari adat Jawa, Sunda dan lainnya," kata dia, Sabtu (17/8/2024). 

 

Selain itu disampaikannya, perpaduan antara pakaian adat Nusantara dan bahasa Lampung menjadikan peringatan ini sebagai contoh bagaimana keberagaman budaya dapat diintegrasikan dalam sebuah perayaan nasional. 

 

"Kita ini mayoritas Lampung, jadi wat (ada) usulan di rapat melaksanakan 17 Agustus ino (itu) pakai bahasa Lampung dan Pawai Nusantara hingga tercetus lah (upacara menggunakan bahasa Lampung) ini," kata Mansi. 

 

Menurut Mansi, upacara yang sarat akan budaya ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk terus melestarikan dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

 

"Ikam (kita) ini melaksanakan ini supaya generasi muda tidak lupa akan adat budaya Lampung. Karena, semuanya ini akan diteruskan oleh generasi muda," jelasnya. 

 

Pesan untuk khusus juga disampaikan Dessy Ahad, Ketua RT 05 yang berharap generasi muda tidak melupakan ada budaya Lampung. 

 

"Jangan sampai generasi muda kita melupakan budaya Lampung, seperti kata tokoh bangsa kita, jangan tanyakan apa agamamu, apa sukumu kita berbuat baik akan berjalan semuanya menjadi baik," pungkasnya. 

 

"Jadi disini kita satukan berbagai macam budaya yang ada di Nusantara. Mudah-mudahan ini kita jadi bersatu menambah ikatan tali silaturahmi kita khususnya warga masyarakat di Perumahan Griya Abdi Negara ini agar selalu kompak," tandasnya. (*)